Selasa, 15 Oktober 2019

PERUBAHAN BAHASA DARI BIDANG MORFOLOGI



Perubahan Morfologi

Perubahan bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi, yakni dalam proses pembentukan kata. Umpamanya, dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan dalam proses pembentukan kata dengan prefiks me- dan pe-. Para ahli tata bahasa tradisional tidak mau menerima alomorf menge- dan penge- itu karena menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa. Namun, kini kedua alomorf itu diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan pe-. Kasus ini merupakan satu bukti adanya perubahan besar dalam morfologi bahasa Indonesia.


BAHASA RESMI DALAM PERSIDANGAN

BAHASA RESMI DALAM PERSIDANGAN

Pengadilan atau Mahkamah adalah sebuah forum publik, resmi, di mana kekuasaan publik ditetapkan oleh otoritas hukum untuk menyelesaikan perselisihan dan pencarian keadilan dalam hal sipil, buruh, administratif, dan kriminal di bawah hukum. Dalam negara dengan sistem common law, pengadilan merupakan cara utama untuk penyelesaian perselisihan, dan umumnya dimengerti bahwa semua orang memiliki hak untuk membawa klaimnya ke pengadilan. Dan juga, pihak tertuduh kejahatan memiliki hak untuk meminta perlindungan di pengadilan.

Ragam bahasa sastra ini ada karena sifat sastra itu sendiri yang menggunakan bahasa sebagai media pengucapannya. Karya sastra sendiri merupakan karya imajinatif bermedium bahasa yang fungsi estetiknya dominan (Wellek dan Warren dalam Pradopo, 1997). Sifat estetik yang dominan pada sastra tersebut mengartikan bahwa bahasa juga memiliki peran besar dalam memberikan fungsi estetik tersebut. Bahasa dalam sastra itu sendiri digunakan untuk mendapatkan nilai seni dari sastra itu sendiri yang berkaitan dengan penggunaan gaya bahasanya. Sifat-sifat dari gaya bahasa sastra sendiri, yaitu bahasa sangat konotatif, memiliki gaya bahasa, dan adanya ketidaklangsungan ekspresi pada bahasa yang digunakan.
Ragam bahasa lisan merupakan ragam bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan suatu informasi melalui lisan sehingga dapat membantu pemahaman yang juga didukung oleh situasi pemakaian. Penggunaan gaya bahasa dengan menggunakan lisan ini tidak mengurangi ciri kebakuan dari bahasa tersebut. Kaidah gaya bahasa lisan yang disampaikan pada kegiatan formal berbeda dengan apabila disampaikan pada situasi percakapan non formal atau santai. Jika gaya bahasa lisan dituliskan bukan berarti gaya bahasa tersebut dikategorikan sebagai gaya bahasa tulis. Akan tetapi, tetap disebut sebagai gaya bahasa lisan hanya saja disampaikan dalam bentuk tulis. Contoh ragam bahasa lisan, antara lain ceramah, pidato, sambutan, berbincang-bincang dan lain sebagainya.
  1. Memerlukan orang kedua/teman bicara
  1. Tergantung situasi, kondisi, ruang, dan waktu
  1. Menyertakan intonasi dan bahasa tubuh, seperti gerak tubuh dan mimik wajah
  1. Berlangsung cepat
  1. Dapat berlangsung tanpa alat bantu
  1. Kesalahan dapat langsung dikoreksi.
Ciri-ciri ragam bahasa tulisan
  1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
  1. Tidak terikat ruang dan waktu, kosakata yang digunakan dipilih secara cermat.
  1. Pembentukan kata dilakukan secara sempurna.
  1. Kalimat dibentuk dengan struktur yang lengkap.
  1. Paragraf dikembangkan secara lengkap dan padu.
  1. Berlangsung lambat dan membutuhkan alat bantu.
Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku

Ragam bahasa tulisan merupakan bahasa yang digunakan dengan memanfaatkan tulisan dimana huruf menjadi unsur dasar penyusunnya. Model bahasa tulis berhubungan erat dengan tata cara penulisan (ejaan) disamping aspek tata bahasa dan kosakata. Kelengkapang unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pemilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan,dan penggunaan tanda baca dalam pengungkapan ide penting untuk diperhatikan dan dilengkapi.
Model bahasa tulis biasanya digunakan dalam karya ilmiah, surat kabar, surat, dan lain-lain.
Penggunaan kaidah bahasa dalam variasi bahasa baku lebih lengkap dibandingkan dengan variasi bahasa tidak baku. Adapun variasi bahasa baku memiliki ciri-ciri, yakni memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes serta tidak dapat berubah setiap saat, memiliki sifat kecendekiaan, dan keseragaman kaidah. Sedangkan variasi bahasa tidak baku banyak mengandung unsur-unsur dialek dan bahasa daerah sehingga memiliki banyak variasi. Selain itu, variasi bahasa tidak baku juga bervariasi dalam hal pelafalan, kosakata, struktur kalimat dan sebagainya. Untuk mengatasi keberagaman bahasa tersebut, perlu dilakukan standarisasi bahasa atau pembakuan bahasa. Oleh karena itu, munculnya variasi bahasa baku.
Ragam bahasa resmi adalah ragam yang digunakan dalam suatu acara/kegiatan resmi atau formal. Ragam bahasa resmi dalam penggunaannya, biasanya menggunakan tata bahasa yang baik, yaitu sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD), lugas, sopan, dan menggunakan bahasa yang baku. Ciri-ciri bahasa resmi, yaitu digunakan dalam situasi resmi, nada bicara yang cenderung datar, dan kalimat yang digunakan adalah kalimat lengkap.
Sedangkan ragam bahasa tidak resmi merupakan ragam yang digunakan dalam kegiatan/acara tidak resmi seperti surat-menyurat pribadi dan percakapan sehari-hari. Ciri-ciri ragam bahasa tidak resmi, yaitu digunakan dalam situasi tidak resmi, dan sering menggunakan kalimat-kalimat yang tidak lengkap.

VARIASI BAHASA DALAM JUAL BELI ONLINE

VARIASI BAHASA DALAM JUAL BELI ONLINE


Pengertian Jual beli menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni penjual sebegai orang yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai orang yang membayar harga barang yang dijual. Artinya Jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta, artinya dalam transaksi jual beli adalah transaksi tukar menukar antara harta milik penjual biasanya berupa barang ditukar dengan harta milik pembeli biasanya berupa uang.\

Pengertian Online
Online adalah keadaan terkoneksi dengan jaringan internet. Dalam keadaan online kita dapat berselancar di internet dengan melakukan kegiatan secara aktif sehingga dapat menjalin komunikasi baik komunikasi satu arah seperti membaca berita dan artikel dalam website maupun komunikasi dua arah seperti chatting dan saling berkirim email.
Jadi, dari pengertian-pengertian tersebut maka kita dapat menyimpulkan bahwa Jual beli online adalah aktifitas jual beli berupa transaksi penawaran barang oleh penjual dan permintaan barang oleh pembeli secara online dengan memanfaatkan teknologi internet.

Istilah-istilah Khusus pada Transaksi Jual Beli Online Shop
Penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop sangat beragam, banyak istilah-istilah khusus yang digunakan penutur untuk melakukan transaksi jual beli. Berikut istilah-istilah yang sering ditemukan dalam jual beli online shop:
1.     Seller = Seller atau dalam bahasa Indonesianya adalah penjual. Mereka ini adalah para pemilik online shop.
2.     Buyer = sebutan untuk pembeli atau konsumen
3.     Customer = sama dengan buyer, namun ini adalah sebutan untuk pembeli loyal (sering order)
4.     Supplier = sebutan untuk orang yang memberikan pasokan barang pada para penjual.
5.     Reseller = sebutan untuk penjual yang menjualkan barang orang lain untuk konsumennya. Dalam istilah sederhananya adalah calo.
6.     Dropship= pengiriman barang kepada konsumen dengan mengatasnamakan pihak kedua selaku reseller.
7.     TF = Transfer
8.     Return = tukar barang yang sudah dibeli dengan barang lainnya
9.     Refund = Transaksi dibatalkan, barang dikembalikan kepada penjual dan uang dikembalikan kepada pembeli
10.  Reject = barang tidak dalam kondisi baik, ada cacat.
11.  Ready stock = barang tersedia.
12.  PO = singkatan dari Pre Order. Ini adalah sistem yang banyak dipakai oleh mereka yang menjual barang impor, atau custom. Jadi, barang baru akan dipesankan atau diproduksi setelah jadwal PO berakhir, dan dikirim setelah barang jadi.
13.  Restock= Restock artinya barang yang diperjualbelikan tersedia kembali, setelah mengalami out of stock.
14.  Out of stock= Istilah untuk keadaan barang yang habis persediannya di tangan penjual atau supplier
15.  Sold = habis terjual
16.  Trusted = terpercaya, bukan penipu
17.  Testimonial/Testi = Istilah untuk pesan dan kesan dari pelangganya. Ini biasanya dijadikan bukti untuk meyakinkan pembeli lainnya berdasarkan pengakuan pembeli sebelumnya
18.  DP (Down Payment) = sistem pembayaran yang tidak langsung dibayar lunas. Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk barang dengan sistem pre order.
19.  Full payment = pembayaran penuh, atau langsung LUNAS.
20.  Booked= telah dipesan oleh orang lain. Anda tidak bisa membelinya
21.  Keep = Hampir sama dengan booked diatas, keep biasanya dilakukan oleh pembeli yang sudah pasti akan membeli satu produk tapi belum sempat melakukan pembayaran. Pesanan di keep terlebih dahulu agar tidak terjual kepada orang lain
22.  Hit and run = Istilah untuk mereka yang pesan ini itu, janji mau bayar tanggal sekian tapi tidak menepatinya. Hit and run bisa juga istilah untuk konsumen yang rajin tanya-tanya detail produk tapi tidak pernah membeli.
23.  Ongkir/shipping cost (Ongkos kirim)= biaya pengiriman dari tempat penjual ke pembeli. Ini ditanggung sama pembelinya.
24.  No Afgan = Istilah ini merujuk pada judul lagu Afgan yang berjudul Sadis. Artinya boleh nawar, tapi jangan sadis-sadis.
25.  Rekber = singkatan dari rekening bersama. Maksudnya ini adalah rekening pihak ke-3 yang menjadi mediator antara penjual dan pembeli.
26.  Resi = nomor bukti pengiriman barang yang didapatkan dari pihak ekspedisi.
27.  COD (Cash on Delivery)= Cara pembelian di mana penjual dan pembelinya bisa bertatap muka. Bisa janjian di sebuah tempat, atau penjual anterin ke rumah pembeli. Pembayaran di lakukan saat mereka saling bertemu.



DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul, Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
 Jakarta: Rineka Cipta.

RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENDIDIKAN

RAGAM BAHASA BERDASARKAN PENDIDIKAN

Ragam bahasa merupakan variasi bahasa yang pemakaiannya berbeda-beda. Ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulisan. Ragam bahasa sangat penting dalam kehidupan sehari-hari sehingga harus diperhatikan dalam tata cara penulisan dan penggunaannya.
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara (Bachman, 1990). Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi.
Menurut Dendy Sugono (1999 : 9), bahwa sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.
Ragam bahasa menurut pendidikan formal, yang bersilangan dengan ragam dialek, menunjukkan perbedaan yang antara kaum yang berpendidikan formal dan yang tidak.Tata bunyi bahasa Indonesia golongan yang kedua itu berbeda, dengan fonologi kaum terpelajar. Bungi /f/ gugus konsonan akhir /-ks/, misalnya, sering tidak terdapat dalam ujaran orang yang tidak bersekolah atau hanya berpendidikn rendah.Bentuk fadil, fakultas, film, fitnah dan kompleks, yang dikenal didalam ragam orang yang terpelajar, bervariasi dengan padil, pakultas, pilem, pitnah dan komplek dalam ragam orang yang tidak mujur dapat menikmati pendidikan yang cukup disekolah.Perbedaan kedua ragam itu juga tampak pada tata bahasa. Kalimat ‘saya mau tulis surat itu ke pamanku’ cukup jelas maksudnya, tetapi bahasa yang apik menuntut agar bentuknya menjadi ‘saya mau menulis surat itu kepada paman saya. Rangkaian kata Indonesia dapat disusun menjadi kalimat Indonesia, tetapi tidak tiap kalimat Indonesia termasuk kalimat yang apik. Ali yang berpakaian lusuh dan koyak, atau Ali yang berdandan dengan rapi, tetap disebut Ali juga. Akan tetapi, jika Ali ingin diperlakukan dengan baik dalam pergaulannya dengan orang lain, sebaiknyalah ia memelihara badannya dan berpakaian bersih. Itulah sebabnya bahasa orang yang berpendidikan yang lazimnya ditautkan dengan bahasa persekolahan pada umumnya memperlihatkan pemakaian bahasa yang apik. Badan pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, badan kehakiman, pers, radio, televise, mimbar agama, dan profesi ilmiah hendaknya menggunakan ragam bahasa orang berpindidikan yang lazim digolongkan dan di terima sebagai ragam baku.

DAFTAR PUSTAKA

      Arifin Zainal.E,Tasai Amran.S,Cermat Berbahasa Indonesia,Akademika Pressindo,2009;Jakarta.
      Moeliono,Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia,Balai Pustaka,2003;Jakarta.

RAGAM BAHASA RESMI ATAU FORMAL DALAM TAYANGAN "INDONESIA LAWYER CLUB"

RAGAM BAHASA RESMI ATAU FORMAL DALAM TAYANGAN "INDONESIA LAWYER CLUB"


Bahasa
Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambang bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu, hubungan abstrak antara kata sebagai lambang dengan objek atau konsep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad,disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi sebuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitusaja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memilih kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan bahasa.


Ragam Bahasa Resmi

Ragam bahasa resmi adalah ragam bahasa yang biasa digunakan dalam suasana resmi atau formal, misalnya surat dinas, pidato dan makalah atau karya tulis.
Ciri-cirinya :
1. Digunakan dalam situasi resmi
2. Nada bicara yang cenderung datar
3. Kalimat yang digunakan kalimat lengkap





Hotman Paris  : "sekaligus saya jawab".
H. M Nazar     : "tak mengapa, nanti di beri kesempatan"


Dalam kutipan di atas, bisa di tarik kesimpulan bahwa ragam bahasa resmi hanya digunakan di acara-acara atau pertemuan-pertemuan yang resmi, misalnya acara debat seperti di atas. kata saya, jawab, sekaligus, tak mengapa, kesempatan, merupakan ragam resmi.